Learning Two
Berikut ini adalah gambaran proses yang terjadi saat orang melakukan pembelian di jaman dulu:
Keterangan :
Stimulus: mendapatkan informasi mengenai sebuah produk atau layanan, bisa dari iklan, maupun rekomendasi orang lain.
First Moment of Truth: pergi ke toko dan membuat keputusan untuk membeli atau tidak.
Second Moment of Truth: menggunakan produknya dan puas.
Stimulus: mendapatkan informasi mengenai sebuah produk atau layanan, bisa dari iklan, maupun rekomendasi orang lain.
First Moment of Truth: pergi ke toko dan membuat keputusan untuk membeli atau tidak.
Second Moment of Truth: menggunakan produknya dan puas.
Proses tersebut telah banyak berubah saat ini, para konsumen tidak lagi hanya mengalami apa yang disebut sebagai first moment of truth dan second moment of truth seperti keterangan di atas.
Di era modern ini, konsumen juga mengenal yang dinamakan sebagai Zero Moment of Truth (ZMOT) seperti pada bagan di bawah ini:
Di era modern ini, konsumen juga mengenal yang dinamakan sebagai Zero Moment of Truth (ZMOT) seperti pada bagan di bawah ini:
Keterangan :
Stimulus : orang mengetahui produk/layanan dari iklan maupun dari rekomendasi.
ZMOT : orang mencari tahu hal-hal seputar produk/layanan tersebut dari internet.
First Moment of Truth : melakukan keputusan untuk membeli atau tidak.
Second Moment of Truth : menggunakan produknya dan puas.
Stimulus : orang mengetahui produk/layanan dari iklan maupun dari rekomendasi.
ZMOT : orang mencari tahu hal-hal seputar produk/layanan tersebut dari internet.
First Moment of Truth : melakukan keputusan untuk membeli atau tidak.
Second Moment of Truth : menggunakan produknya dan puas.
Dari data ini, dapat dilihat bahwa 54% konsumen di Indonesia melakukan pencarian informasi di internet sebelum memutuskan untuk membeli.
Dengan demikian jelaslah bahwa jika produk atau layanan yang kita miliki tidak berada di internet, kita akan kehilangan lebih dari separuh calon konsumen.
Cara yang paling mudah untuk “berada di internet” adalah dengan memiliki website. Namun apakah memiliki website saja sudah cukup? Jawabannya adalah TIDAK! Mengapa? Memiliki website tidak menjamin Anda memenangkan persaingan bisnis, karena pesaing-pesaing Anda pun menggunakan cara yang sama. Jadi apa yang harus Anda lakukan ?
Dengan demikian jelaslah bahwa jika produk atau layanan yang kita miliki tidak berada di internet, kita akan kehilangan lebih dari separuh calon konsumen.
Cara yang paling mudah untuk “berada di internet” adalah dengan memiliki website. Namun apakah memiliki website saja sudah cukup? Jawabannya adalah TIDAK! Mengapa? Memiliki website tidak menjamin Anda memenangkan persaingan bisnis, karena pesaing-pesaing Anda pun menggunakan cara yang sama. Jadi apa yang harus Anda lakukan ?
A. Perhatikan Konten Website Anda
“Dalam teknologi pencarian, ada dua hal yang penting: keterkaitan (relevance) dan seberapa penting konten tersebut!”
Jadi bagaimana cara agar konten Anda cemerlang di mata calon pelanggan dan baik untuk SEO?
Jadi bagaimana cara agar konten Anda cemerlang di mata calon pelanggan dan baik untuk SEO?
- Konten Anda harus menarik dan meninggalkan kesan. Selain itu, Anda harus membuat konten yang membuat pengunjung website Anda tertarik untuk menyampaikan apa yang Anda tulis kepada orang lain lagi. Ini akan bagus untuk SEO dan penjualan. Ingat! Tidak ada orang yang membagikan informasi yang membosankan. Maka, hindari menampilakn konten yang membuat orang bosan.
- Konten Anda harus relevan alias terkait dengan produk Anda, terkait dengan calon pelanggan Anda.
- Konten Anda harus penting untuk diketahui. Selain itu, perhatikan juga apakah konten tersebut membuat calon pelanggan Anda memiliki keputusan yang lebih baik? Apakah menghibur? Apakah membuat pelanggan Anda membagikan informasi tersebut kepada orang lain?
B. Manfaatkan 5 Detik Pertama yang Sangat Berharga
“Pengunjung website hanya punya waktu dekitar 5 detik untuk menentukan apakah mereka akan meninggalkan website Anda atau tidak”
Lima detik pertama adalah waktu yang krusial untuk menarik perhatian pengunjung website. Maka, pastikan maksud atau fokus website Anda dapat diketahui oleh pengunjung website Anda hanya dalam waktu lima detik pertama saja.
Jika dalam 5 detik, pengunjung website tidak paham apa yang Anda tawarkan, besar kemungkinan mereka akan meninggalkan website Anda.
Bayangkan Anda adalah pengunjung website yang masih belum tahu apa sebenarnya layanan website ini (karena mereka tidak memberikan keterangan apapun mengenai layanan mereka di bagian awal) lalu tiba-tiba Anda disodori layanan mereka dengan harga yang fantastis, puluhan bahkan ratusan juta. Tanpa keterangan apapun mengenai apa saja komponen dari biaya tersebut.
Apa yang akan Anda lakukan? Sebagian besar dari Anda pasti akan langsung kabur tanpa membuang banyak waktu.
Karena itulah, meskipun website ini menggunakan sistem optimasi secara maksimal tetapi hanya mampu menghasilkan sedikit konversi. Mengapa? Karena kesalahan yang dibuatnya dalam hukum 5 detik pertama. Setelah lima detik pertama, sebagian besar pengunjung website cenderung kabur dari website ini tanpa melakukan transaksi apapun.
Lima detik pertama adalah waktu yang krusial untuk menarik perhatian pengunjung website. Maka, pastikan maksud atau fokus website Anda dapat diketahui oleh pengunjung website Anda hanya dalam waktu lima detik pertama saja.
Jika dalam 5 detik, pengunjung website tidak paham apa yang Anda tawarkan, besar kemungkinan mereka akan meninggalkan website Anda.
Bayangkan Anda adalah pengunjung website yang masih belum tahu apa sebenarnya layanan website ini (karena mereka tidak memberikan keterangan apapun mengenai layanan mereka di bagian awal) lalu tiba-tiba Anda disodori layanan mereka dengan harga yang fantastis, puluhan bahkan ratusan juta. Tanpa keterangan apapun mengenai apa saja komponen dari biaya tersebut.
Apa yang akan Anda lakukan? Sebagian besar dari Anda pasti akan langsung kabur tanpa membuang banyak waktu.
Karena itulah, meskipun website ini menggunakan sistem optimasi secara maksimal tetapi hanya mampu menghasilkan sedikit konversi. Mengapa? Karena kesalahan yang dibuatnya dalam hukum 5 detik pertama. Setelah lima detik pertama, sebagian besar pengunjung website cenderung kabur dari website ini tanpa melakukan transaksi apapun.
C. Hindari Jargon
Hindari jargon-jargon karena bukan itu yang sebenarnya dicari konsumen. Konsumen mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan mencari layanan yang menggunakan jargon yang kadang justru terlihat lebay.
Banyak orang berpikir bahwa jika mereka menawarkan kerjasama B2B (business to business) mereka sebaiknya menuliskan jargon yang spektakuler agar perusahaan lain yang akan menjadi klien tertarik untuk bekerja sama. SALAH! Manager atau pemilik usaha sekalipun, adalah manusia juga.
Semakin Anda menggunakan kata-kata yang berlebihan, mereka justru semakin menjaga jarak dengan apa yang Anda tawarkan.
Banyak orang berpikir bahwa jika mereka menawarkan kerjasama B2B (business to business) mereka sebaiknya menuliskan jargon yang spektakuler agar perusahaan lain yang akan menjadi klien tertarik untuk bekerja sama. SALAH! Manager atau pemilik usaha sekalipun, adalah manusia juga.
Semakin Anda menggunakan kata-kata yang berlebihan, mereka justru semakin menjaga jarak dengan apa yang Anda tawarkan.
D. Beri Kemudahan untuk Membeli dari Anda
Perhatikan hal-hal berikut ini untuk membuat pelanggan merasa bahwa melakukan transaksi di website Anda mudah dan menyenangkan.
- Berikan informasi yang jelas kepada pelanggan Anda tentang apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Selalu berikan petunjuk dalam setiap halaman website Anda.
- Jangan berikan terlalu banyak pilihan kepada pelanggan Anda. Sebuah pepatah mengatakan bahwa semakin banyak pilihan maka akan semakin sulit pelanggan Anda untuk menentukan pilihan. Jika Anda punya banyak jenis produk, buat filter mana yang akan Anda jual dalam bulan ini, dan produk lain bisa ditawarkan di periode selanjutnya.
- Jangan minta calon pelanggan mengisi terlalu banyak kolom. Berikan pilihan sign-up via Facebook atau media sosial lainnya. Jangan meminta calon pelanggan Anda mengisi informasi yang tidak Anda perlukan.
- Jangan memaksa pengunjung website Anda untuk melakukan pembelian. Anda boleh merayu mereka melakukan pembelian, tapi jangan memaksa mereka.
- Tawarkan layanan free shipping alias gratis ongkos kirim untuk menarik calon pelanggan melakukan transaksi.
E. Tingkatkan Kepercayaan Calon Pelanggan
Menurut Zig Ziglar, seorang ahli pemasaran, ada 4 alasan seseorang tidak mau membeli dari Anda :
Bagaimana cara membangun kepercayaan pelanggan melalui website Anda? Perhatikan hal-hal berikut ini :
- tidak butuh
- tidak punya uang
- tidak buru-buru harus membeli
- tidak percaya
Bagaimana cara membangun kepercayaan pelanggan melalui website Anda? Perhatikan hal-hal berikut ini :
- Tunjukkan bahwa perusahaan atau organisasi Anda nyata, bukan abal-abal. Cara paling mudah untuk melakukannya adalah dengan menampilkan alamat kantor Anda. Bisa juga Anda lengkapi keterangan pada organisasi bisnis mana Anda tergabung, misalnya Kadin.
- Titik beratkan pada keunggulan perusahaan Anda melalui konten dan layanan yang Anda tawarkan. Apakah Anda memiliki staff ahli di tim Anda? Pihak mana saja yang pernah bekerja sama dengan Anda? Adakah instansi pemerintah yang pernah bekerja sama atau menggunakan produk Anda?
- Tunjukkan bahwa tim Anda terdiri dari orang-orang yang dapat dipercaya. Mintalah kepada staf Anda untuk menuliskan nama perusahaan Anda di profil online mereka. Pastikan Anda juga mengingatkan staf Anda untuk menjaga profesionalisme mereka baik di dalam maupun luar kantor, termasuk juga di media sosial.
- Berikan kemudahan untuk melakukan kontak dengan Anda. Salah satu hal yang jelas bisa membangun kredibilitas Anda adalah dengan memberikan kemudahan pelanggan untuk melakukan kontak dengan Anda melalui telepon, alamat kantor, maupun alamat email.
- Berikan kemudahan untuk melakukan kontak dengan Anda. Salah satu hal yang jelas bisa membangun kredibilitas Anda adalah dengan memberikan kemudahan pelanggan untuk melakukan kontak dengan Anda melalui telepon, alamat kantor, maupun alamat email.
- Buat website yang mudah diakses dan bermanfaat. Riset menunjukkan bahwa website yang mudah diakses dan berguna memiliki level kredibilitas yang tinggi dan menarik lebih banyak calon pelanggan.
- Update website Anda secara berkala. Tambahkan juga blog untuk melengkapi website usaha Anda. Tidak ada calon pelanggan yang akan melakukan pembelian dari website yang tidak melakukan update dalam waktu yang lama.
- Hati-hati dengan konten promosi Anda. Tidak ada orang yang suka konten promosi dalam bentuk popups dan banner kelap-kelip. Orang akan mengasosiasikannya dengan website spam lalu meninggalkan website Anda.
- Hindari kesalahan dalam bentuk apapun dan sekecil apapun. Kesalahan penulisan dan tautan yang tidak bisa diakses (broken link) akan membuat website Anda kehilangan kredibilitas.